Pengertian Organisasi
Apakah
arti organisasi? organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa orang
yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi dalam
bentuk apapun akan selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Organisasi
merupakan unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan beberapa
alasan, seperti organisasi digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak
mungkin dapat kita lakukan sendirian, dengan bekerja sama individu-individu
dapat menyelesaikan tugas-tugas yang apabila dikerjkan seorang diri tidak akan
tercapai, organisasi dapat menyediakan pengetahuan yang berkesinambungan serta
dapat menjadi sumber karier yang penting.
Selayaknya
sebuah organisasi seharusnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi anggota
organisasi maupun masyarakat sehingga organisasi mampu mempertahankan
kelangsungan hidup mereka. Secara umum organisasi dibedakan atas dua bentuk,
pertama organisasi dengan orientasi laba seperti perusahaan yang menyediakan
produk barang atau jasa (baik perusahaan besar maupun kecil) kemudian
organisasi nirlaba atau yang tidak berorientasi laba seperti yayasan, musium,
rumah sakit milik pemerintah, sekolah, perkumpulan sosial dan lain-lain.
Apapun
bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan
orang-orang maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai
tujuan dengan lebih baik.
Pengertian Manajemen
Semua
bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan organisasi agar usaha
pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
Secara
spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam organisasi, yaitu:
1. Mencapai tujuan, manajemen mempermudah
pencapaian tujuan organisasi dan pribadi.
2. Menjaga keseimbangan diantara
tujuan-tujuan yang saling bertentangan, manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan
dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan di antara pihak-pihak yang
berkepentingan dalam organisasi (stakeholders) seperti pemilik, karyawan,
konsumen, pemasok dan lain-lain.
3. Mencapai efisiensi dan efektifitas,
efisiensi dan efektifitas merupakan ukuran prestasi organisasi.
CONTOH STUDI KASUS :
PENGARUH
MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP KEMAJUAN PERUSAHAAN
( STUDI KASUS DI PD. RPH KOTA MEDAN )
Pendahuluan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh manajemen perubahan
terhadap kemajuan perusahaan ( studi kasus di PD. Rumah Potong
Hewan Kota Medan ). Metode penulisan ini menggunakan metode deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dan direksi PD. Rumah
Potong Hewan Kota Medan. Hasil pembahasan dari penelitian ini adalah Perubahan
di sebuah organisasi ternyata menjadi bagian dari pengembangan perusahaan. Jika
Manajemen menemukan perusahaan berhenti berkembang atau tidak dapat maju maka
perusahaan harus berani melakukan kebijakan-kebijakan yang berani, meskipun
dirasakan oleh seluruh steakholder ekstrim pada awalnya. Perubahan
ternyata bukan keterpaksaan, tetapi sudah terbukti menjadi sebuah kebutuhan
bagi perusahaan yang ingin maju dan tetap survivel.
1.
LATAR BELAKANG
Perubahan pada
sebuah organisasi ternnyata perlu dikelola dengan baik, karena perubahan selalu
harus difikirkan atau jika mungkin akan menjadi sebuah kebutuhan organisasi
atau perusahaan. Membaca bagian Pedahuluan dalam buku mata kuliah Teori Organisasi
bab “Mengelola Perubahan Organisasi” bahwa kasus GenRad memberikan gambaran
bahwa keefektifan organisasi sering menuntut kita dalam melakukan perubahan.
Dunia sering berubah, termasuk lingkungan sekitar kita. Dalam menuntut
kebutuhan baik barang maupun jasa, hal ini pun berpengaruh bagi “tubuh”
organisasi. Teknologi non rutin memerlukan lebih banyak perubahan di badingkan
yang rutin, dan untuk memastikan keefektifan, jenis yang non rutin membutuhkan
struktur yang lebih fleksible. Demikian pula, organisasi yang menghadapi
perubahan lignkungan yang cepat. Organisasi yang menghadapi tingkat perubahan
yang tinggi, di katakan akan paling efektif dengan sebuah struktur yang
adhocratic atau paling tidak sebuah struktur dengan sejumlah karakteristik
utama adhocracy.
Keberadaan RPH
– Medan dapat mendukung Program Pemerintah untuk menghentikan daging Import
Illegal, karena pengadaan daging segar, bersih, sehat dengan teknologi tinggi
sudah dapat dipersiapkan sendiri, dan memastikan hanya lembu sehat yang
dipotong. Mengoptimalkan fasilitas yang telah ada ( fasilitas hibah ex –
New Lealand ) dan hanya bersifat merenovasi dan menambah peralatan
yang masih diperlukan untuk optimalisasi produksi. Lokasi strategis
berdekatan dengan Kawasan Industri Medan, punya akses dari dan ke jalan Toll ke
Pelabuhan Belawan dan daerah lainnya, termasuk akses ke Kota Medan dan Airport.
Memberdayakan dan menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar Rumah Potong Hewan,
sehingga keberadaan RPH – Medan dapat dijaga sektor KAMTIBMAS nya.
Posisi
geografis terhadap pasar dapat dengan mudah dijangkau keseluruh wilayah dengan
menggunakan fasilitas jalan Toll. Merupakan salah
satu Pemerintah Kota ( Medan ) yang telah berhasil
mengadakan Kerjasama Usaha langsung dengan pihak Investor( Asing ) dari
Australia, dan sudah pasti akan menjadi CONTOH bagi Pemko – Pemko lainnya di
Indonesia dalam kontek PAD murni bidang Rumah Potong Hewan. Hanya saja
satu hal yang masih belum di pertimbangkan dan menjadi Program pengembangan
lebih lanjut nantinya yaitu proses lebih lanjut hasil
( Further Processing ) dari daging cincang berupa “ bakso –
nugget, dll. sementara dari limbah kotoran menjadi “ pupuk organic “ yang
sangat dibutuhkan oleh petani tanaman pangan. Namun untuk sukses dan
tidaknya dalam pengembangan suatu usaha mutlak ditentukan oleh adanya suatu
kesungguhan dalam melaksanakan program atau perencanaan strategi yang telah
dibuat secara bersama-sama dan dievaluasi secara bersama-sama dalam suatu team
kerja yang kompak, serta sepakat untuk selalu terus memperbaiki dan akhirnya
untuk mencapai tujuan Perusahaan yang diharapkan oleh para pesero dari PD.
RUMAH POTONG HEWAN ( RPH – MEDAN ) tentunya.
1.a. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan diatas, banyak perusahaan yang melakukan perubahan manajemen,
untuk mendapatkan hasil-hasil perusahaan yang lebih baik. Berdasarkan uraian
diatas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan : “ Apakah ada pengaruh
manajemen perubahan yang diterapkan di PD RPH Medan terhadap kemajuan
perusahaan.”
1.b. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah
tersebut, tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran manajemen perubahan terhadap kemajuan PD. Rumah Potong Hewan
Kota Medan.
1.c. Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian pada bab-bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, yaitu penelitian dengan membandingkan antara teori dan praktek
lapangan, dan menyimpulkan berdasarkan perbandian teori dan observasi langsung.
Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan PD. Rumah Potong
Hewan Kota Medan, populasi diambil secara keseluruhan (model sensus ).
2.
TEORI – TEORI
Setiap organisasi atau
perusahaan akan selalu berhubungan dengan kegiatan yang melibatkan
program-program perubahan. Program perubahan diperlukan organisasi masa kini
karena adanya pergeseran dalam waktu dan hubungan atau jaringan informasi di
seluruh dunia. Teknologi pemrosesan informasi yang canggih dan era globalisasi
organisasi mendorong manajer dengan banyak ide baru, produk baru,
tantangan baru dengan semakin sempitnya waktu untuk membuat keputusan yang
dapat diambil oleh manajer. Manajer dituntut untuk meningkatkan kemampuan
karyawan di seluruh organisasi untuk mengantisipasi dan belajar dari perubahan
yang sedang terjadi. Manajer harus membantu individu dan kelompok dalam
organisasi untuk selalu melakukan berbagai perbaikan dalam lingkungan yang
kompetitif. Kondisi ini dapat dilihat sebagai tahap proses pembelajaran organisasi
(learning organization), yang
didasari dari perubahan sistem, nilai dan sifat manusia untuk meningkatkan
kinerja terus-menerus berdasarkan pengalaman masa lalu. Pada tahap ini kata
kunci yang ada sepanjang waktu adalah kreatifitas dan inovasi.
2.a.
Definisi dan Konsep Perubahan Organisasi
Organiasasi
harus selalu beradaptasi dengan peruabahan lingkungan melalui pembaharuan
dan pengembangan internal. Perubahan
organisasi atau pembaharuan organisasi (organizational change) didefinisikan sebagai pengadopsian
ide-ide atau perilaku baru oleh sebuah organisasi. Perubahan organisasi
dicirikan dengan berbagai usaha penyesuaian-penyesuaian disain organisasi di
waktu mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan
bagi kelangsungan hidup organisasi, tetapi juga sebagai tantangan pengembangan.
Dalam pengertian lain perubahan
organisasi merupakan proses penyesuaian desain organisasi terhadap
kondisi lingkungan yang dihadapi. Perubahan dapat bersifat reaktif dan
proaktif.
Perubahan reaktif adalah perubahan yang dilakukan
sebagai reaksi terhadap tanda-tanda bahwa perubahan diperlukan melalui
pelaksanaan modifikasi sedikit-demi sedikit untuk menangani masalah tertentu
yang timbul. Organisasi membuat perubahan structural kecil sebagai reaksi
terhadap perubahan dalam lingkungan mikro dan makro. Formulir pendaftaran
direvisi untuk mempermudah calon mahasiswa .Program pelatihan peningkatan
pelayanan pelanggan dilakukan setiap enam bulan. Perubahan reaktif lebih
ditekankan pada perubahan yang bersifat rutin dengan cakupan yang lebih sempit.
Perubahan proaktif adalah perubahan yang diarahkan
melalui inovasi structural, kebijakan atau sasaran baru atau perubahan filosofi
operasi yang dengan sengaja didesain dan diimplementasikan. Proses reaktif
dilakukan melalui pelaksanaan berbagai investasi waktu dan sumber daya lainnya
yang berarti untuk mengubah cara-cara operasi organisasi. Perubahan ini disebut
juga sebagai perubahan yang direncanakan (planned change).
Perubahan yang direncanakan adalah :
“Usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu
organisasi dengan cara yang akan membantunya melakukan adaptasi pada perubahan
yang terjadi dilingkungan eksternal atau internal “.
Perubahan ini
menyangkut kegiatan-kegiatan yang disengaja untuk mengubah status quo. Thomas dan Bennis
mendefinisikan perubahan yang direncanakan sebagai perancangan dan implementasi
inovasi srtuktural, kebijaksanaan atau tujuan baru, atau suatu perubahan dalam
filsafat, iklim dan gaya pengoperasian secara sengaja. Perubahan yang
direncanakan bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi atau sebagian
besar untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan signifikan dalam sasaran
dan arah organisasi. Beberapa perusahaan besar, paling sukses dan pantas
dihormati merupakan korban dari kesuksesannya sendiri. Selama bertahun-tahun
mereka telah membangun struktur organisasi yang amat stabil, birokratis, dan
sangat efisien untuk mencapai sasaran tertentu dalam lingkungan tertentu.
Pembuatan keputusan yang dilakukan berdasarkan metode tetapi lamban dan ide
serta kesempatan baru yang menguntungkan daya saing terikat oleh birokrasi.
Pada perkembangannya banyak organisasi yang mencoba melakukan perubahan dengan
struktur yang lebih mendatar, yang mendorong kerjasama kelompok dan komunikasi
yang lebih cepat. Idenya bahwa dengan struktur yang lebih ramping akan
mendorong fleksibilitas, kreatifitas dan inovasi dalam bereaksi terhadap
perubahan lingkungan yang terjadi.
2.b.
Faktor-faktor Pendorong Perubahan
Organisasi
selalu berubah berdasarkan situasi dan kondisi, dan dapat didorong oleh
pengaruh yang ditimbulkan dari lingkungan internal dan eksternal organisasi.
Lingkungan internal mempengaruhi organisasi terhadap cara organisasi
melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Lingkungan eksternal mempengaruhi organisasi
terhadap kemampuan organisasi untuk memperoleh sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk memproduksi dan memasarkan berbagai produk.
Faktor internal
organisasi yang mempengaruhi terdiri dari faktor sasaran organisasi, strategi
dan kebijakan, karyawan dan teknologi baru yang terserap ke dalam organisasi.
Faktor eksternal organisasi terdiri dari faktor ekonomi, teknologi, sosial,
budaya dan politik.
Faktor
Faktor Pendorong Perubahan Organisasi
Perubahan organisasi yang diperngaruhi faktor internal bisa dalam bentuk
mengganti tujuan atau sasaran dari pertumbuhan jangka panjang menjadi
pencapaian laba jangka pendek yang akan mempengaruhi perubahan tujuan jangka
pendek departemen lain. Jika manajer puncak memilih strategi pertumbuhan cepat,
maka tindakan-tindakan internal harus dirubah untuk meraih sasaran tersebut,
seperti dilakukan pengenalan proses produksi dengan teknologi baru yang
akan mempengaruhi sistem kerja. Perubahan kebijakan dan prosedur
personalia yang akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan.
Permintaan-permintaa dari karyawan, serikat pekerja dan produski yang tidak
efisien juga dapat memunculkan kebutuhan akan pembaharuan.
Kekuatan
eksternal organisasi yang mendorong perubahan seperti kenaikan biaya dan kelangkaan
sumber daya, tingkat persaingan, perubahan pasar konsumen dan pasar tenaga
kerja, perubahan sisitem ekonomi dan tingkat suku bunga.
2.c.
Proses Efektif Perubahan Organisasi
Dua hal menjadi
penyebab kegagalan melaksanakan perubahan adalah pertama orang tidak mau (tidak
mampu) untuk mengubah sikap dan tingkah laku yang sudah lama menjadi kebiasaan.
Kedua orang yang mencoba cara kerja berbeda dalam waktu singkat, bila diberi
kebebasan cenderung untuk kembali ke pola tingkah laku yang sudah menjadi
kebiasaan.
Edgar H. Schein
mengemukakan tiga langkah proses efektif perubahan organisasi sebagai berikut :
- Unfreezing (pencairan)
Membuat
kebutuhan terhadap perubahan demikian jelas sehingga individu, kelompok dan
organisasi siap melihat dan menerima bahwa perubahan perlu terjadi. Langkah ini
biasanya dikaitkan dengan diagnoses, yang menggunakan pakar eksternal yang
disebut agen perubahan (change agent)
yaitu spesialis OD (organizational
development) yang melaksanakan diagnosis sistematis atas organisasi dan
mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Diagnosis
membantu karyawan menyadari masalah-masalah perilaku mereka.
2.
Changing (pengubahan)
Menemukan dan
mengadoptasi sikap, nilai dan tingkah laku baru dengan bantuan agen perubahan
terlatih memimpin individu, kelompok dan seluruh organisasi melewati proses
tersebut. Individu-individu bereksperimen dengan perilaku-perilaku baru dan
mempelajari keahlian-keahlian baru yang dapat digunakan dalam lingkungan kerja.
3.
Refreezing (pemantapan)
Transformasi
pola tingkah laku menjadi norma baru melalui penguatan dan dukungan mekanisme.
Di sini individu-individu menerapkan sikap dan nilai baru dan organisasi
memberi imbalan untuk itu. Dampak dari perilaku baru dievaluasi dan diperkuat.
2.d.
Tiga Macam Pendekatan Perubahan
Perusahaan
atau organisasi dapat melakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan dari
organisasi tersebut. Sebuah organisasi bisa dirubah dengan melakukan tiga macam
pendekatan seperti mengganti strukturnya, teknologinya, orangnya atau
mengkombinasi beberapa pendekatan ini. Pendekatan pada perubahan structural
diarahkan dengan pengaturan ulang sistem internal. Pendekatan yang dapat
dilakukan pada desain organisasi, desentralisasi, dan modifikasi kerja.
Pendekatan pada
perubahan teknologi mencakup mengganti peralatan, proses rekayasa, teknik
penelitian atau metode produksi. Teknologi produksi memiliki pengaruh besar pada
organisasi sehingga pendekatan teknostruktural berusaha memperbaiki prestasi
kerja secara serentak mengubah aspek struktur organisasi dan teknologinya
seperti perluasan pekerjaan dan pengayaan pekerjaan. Pendekatan pada perubahan
manusia, mencoba mngubah tingkah laku dengan fokus pada keterampilan, sikap,
persepsi dan harapan mereka. Perubahan pada manusia inilah sesungguhnya yang
paling sulit, karena akan berhubungan dengan sikap, tingkah laku, karier dan
harapan masing-masing individu yang tersangkut dalam perubahan tersebut.
Tiga
Macam Pendekatan Perubahan
Sumber
Utama Penolakan dan Metode Penanggulangan Penolakan Perubahan.
Tiga sumbar
utama penolakan terhadap perubahan organisasi terdiri dari pengaruh faktor budaya organisasi, kepentingan individu dan
persepsi sasaran dan strategi organisasi.
1. Budaya
Organisasi
Budaya merupakan kekuatan untuk
mengarahkan tingkah laku karyawan. Karyawan termotivasi bekerja dalam
organisasi karena pekerjaan itu membantu mereka memenuhi sasaran kehidupan
mereka dan karena kepribadian, sikap dan keyakinan mereka sesuai dengan budaya
organisasi. Budaya yang telah tertanam mempengaruhi sikap kerja sehingga mereka
merasa terancam dengan usaha untuk melakukan perubahan radikal dalam budaya
organisasi dan “cara kami bekerja” yang dirasa akan menyulitkan mereka
untuk melakukan penyesuaian terhadap budaya baru.
2. Kepentingan individu
Kebutuhan karyawan terhadap hasil
kerja sebagai imbalan dari bekerja dengan baik, adanya pengharapan terhadap
gaji yang memadai, kondisi kerja yang memuaskan, kepastian adanya pekerjaan,
dan penghargaan sampai tingkat tertentu menjadi faktor penolakan perubahan.
Dalam hal ini perubahan menyebabkan kekhawatiran karyawan menghadapi
periode yang secara potensial tidak menyenangkan untuk menyesuaikan dengan
struktur organisasi yang baru atau pekerjaan yang didesain ulang yang akan
menimbulkan hilangnya beberapa kepentingan yang selama ini dimiliki karyawan.
3. Persepsi Sasaran dan
Strategi Organisasi
Sasaran
dan strategi sangat penting untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan usaha
organisasi. Sasaran dan strategi yang menjadi pedoman dan telah dipegang
sebagai pendorong stabilitas organisasi, sangat sulit dirubah karena
terkadang karyawan tidak mengetahui kebutuhan untuk sasaran baru karena mereka
tidak mempunyai cukup informasi yang sama dengan manajer. Mereka masih berpijak
pada stabilitas masa lalu. sementara lingkungan berubah secara dinamis dan
menuntut perubahan.
2.e.
Metode Menangani Penolakan Terhadap Perubahan
Ada enam
pendekatan dalam menangani penolakan terhadap perubahan yang dapat dilakukan
organisasi :
- Pendidikan dan Komunikasi.
Memberikan
penjelasan tentang kebutuhan akan perubahan dan logika dari perubahan kepada
individu, kelompok dan organisasi keseluruhan. Pendekatan ini digunakan bila
ada kekurangan informasi atau informasi yang tidak tepat serta kekurangan
analisanya.
- Partisipasi dan penyertaan.
Meminta atau
mengikutsertakan anggota organisasi untuk membantu mendesain perubahan.
Pendekatan yang dapat digunakan bila pemrakarsa tidak mempunyai semua informasi
yang dibutuhkan untuk mendesain perubahan dan orang lain mempunyai kekuatan
cukup besar untuk menolak perubahan.
- Memberi fasilitas dan dukungan.
Memberikan
program pelatihan ulang, liburan, dukungan emosional dan memahami orang yang
terpengaruh terhadap perubahan. Pendekatan yang dapat digunakan bila orang akan
menolak karena masalah penyesuaian.
- Negosiasi dan persetujuan.
Melakukan
negosiasi dengan penolak potensial atau mengusahakan surat pemahaman tertulis.
Pendekatan digunakan bila beberapa orang atau organisasi dengan kekuatan besar
untuk menolak perubahan.
- Manipulasi dan pemilihan menjadi anggota.
Memberikan
peran yang diinginkan oleh orang yang berpengaruh dalam mendesain atau
mengimplementasikan proses perubahan. Pendektan ini digunakan bila taktik lain
tidak akan berhasil atau terlalu mahal.
- Memaksa secara terang-terangan dan terselubung.
Menakut-nakuti
dengan kehilangan pekerjaan atau pemindahan, tidak dipromosikan dan sebaginya.
Pendekatan ini digunakan bila kecepatan dalam proses perubahan diperlukan dan
pemrakarsa perubahan memiliki kekuatan yang cukup besar.
2.f.
Tiga Langkah Proses Kreatif dalam Organisasi
- Menghasilkan ide (idea creation)
Pengetahuan
baru yang didasarkan atas penemuan, pemahaman serta kreatifitas spontan
sehingga individu dapat bertindak cerdik dan mampu berkomunikasi. Ide yang
dihasilkan tergantung pada arus manusia dalam organisasi dan informasi antar
perusahaan dengan lingkungan.
2.
Pengembangan ide
Konsep gagasan
pada awalnya harus diuji dan dibahas dengan yang lain. Nilai praktis dan
finansial diuji dalam feasibilitas formal yang akan menunjukkan rugi atau laba.
Pengembangan ide dipengaruhi oleh budaya organisasi dan proses dalam
organisasi.
3.
Implementasi ide
Tahap dimana
ide kratif sebagai pemecahan masalah atau penciptaan pasar (rekayasa, penentuan
peralatan, pembuatan pabrik, uji pemasaran dan promosi). Proses dimana
produk baru dikomersialisasikan atau proses produksi baru dilaksanakan sebagai
bagian dari kegiatan operasional yang rutin dilaksanakan.
Walaupun
inovasi tingkat tinggi seringkali mengurangi laba jangka pendek, inovasi tatap
diperlukan untuk pertumbuhan organisasi jangka panjang. Keberhasilan inovasi
ditentukan oleh integrasi tingkat tinggi diantara berbagai unit operasi
organisasi.
2.g.
Cara Memperkuat Kreatifitas Organisasi ( Rosabeth
Moss Kanter )
- Kembangkan perubahan yang dapat diterima
Anggota
organisasi diyakinkan bahwa perubahan menguntungkan mereka dan organisasi
dengan melibatkan anggota dan manajer untuk membuat keputusan dan menjamin
kepastian pekerjaan secara hati-hati ketika perubahan direncanakan dan
diimplementasikan.
- Dorong Penciptaan ide baru
Mendorong
kreatifitas berarti manajer mau mendengarkan saran anggota dan
mengimplementasikan saran yang baik.
- Beri Peluang Interaksi lebih Banyak
Kreatifitas
didorong dengan menciptakan iklim pemberian peluang kepada individu untuk
berinteraksi dengan amggota kelompok sendiri maupun kelompok lain.
- Beri Toleransi Kegagalan
Manajer yang
efektif menerima dan mengizinkan waktu dan sumber daya diinvestasikan dalam
percobaan ide baru meski tidak sesuai dengan harapan.
- Sediakan tujuan yang jelas dan kebebasan untuk mencapainya
Anggota
organisasi harus mempunyai tujuan dan arah untuk kreatifitas. Memberikan
pedoman dan batas yang masuk akal sebagai kendali manajer atas jumlah waktu dan
dana yang diinvestasikan dalam kreatifitas.
- Berikan Pengakuan
Dengan
menawarkan dalam bentuk berwujud seperti bonus dan kenaikan gaji, manajer
menunjukkan bahwa kreatifitas dihargai dalam organisasi yang akan lebih
mendorong motivasi untuk bersikap kreatif.
3.
PEMBAHASAN
MENGELOLA PERUBAHAN
PD. RUMAH POTONG HEWAN KOTA MEDAN
3.a.
Perubahan Visi Misi PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan
Visi dan Misi PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan Sebelum Perubahan
Visi :
Menjadi tempat masyarakat Kota
Medan dalam memotongkan hewan ternak atau
para
pedagang daging, agar Kota Medan tidak kekurangan bahan pangan asal
hewani.
Misi
:
- Melengkapi kandang yang baik
- Melengkapi tempat pemotongan yang baik
- Menyediakan transportasi daging.
Visi dan Misi
PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan Sesudah Perubahan
Visi :
Sikap
berpandangan jauh kedepan perlu dimiliki oleh setiap pelaku jenis bisnis apapun
termasuk bisnis dibidang RPH, karena disamping untuk mengetahui kearah mana
kita akan bergerak lebih jauh, juga merupakan suatu tujuan yang akan dicapai
dari hasil akhirnya yaitu Perluasan dan Pembangunan sarana dan prasarana yang
bertaraf Internasional, bersih lingkungan, aman dan nyaman serta mampu
memberikan kwalitas pelayanan yang baik, sehingga dapat memberikan Kepuasan
kepada para KONSUMEN Hulu yang berupa Grosir daging, Konsumen Produsen yang
berupa Pembuat Bakso, Nuget,dll. serta Konsumen akhir yang bergerak dibidang
Cattering, Restaurant, Steak Hosue, dll. dan terus akan memberikan dampak
positif dengan makin bertambahnya minat Pembeli daging segar, sehat, bersih,
baik konsumen local maupun konsumen internasional sejauh bisa bersaing dengan
produk langsung dari India dan USA.
Misi :
Akan dapat mencapai dan mempertahankan pasar terbaik dari
bisnis PEMASOK DAGING, dengan memberikan qualitas produk berupa daging Carcass,
daging potongan – potongan sesuai dengan kebutuhan konsumen masing – masing,
sehingga cepat / lambat akan dapat membantu Program Pemerintah untuk
mempercepat pertumbuhan sektor industri Agribisnis di Propinsi Sumatera Utara
pada umumnya, khususnya di Kota Medan.
3.b.
Perubahan Logo PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan
Logo Lama PD. RPH Kota Medan
Logo lama perusahaan ini tidak
memberikan makna dalam membangun budaya perusahaan. Tidak memiliki makna
dinamis, bahkan tidak mencerminkan sesuatu yang dapat diceritakan untuk dapat
mewakili Rumah Potong Hewan
Logo Baru PD. RPH Kota Medan
Logo PD.Rumah
Potong Hewan Kota Medan mempunyai arti / makna tersendiri yang terdiri dari 2 (
dua ) aspek. Aspek pertama adalah
bentuk, dan aspek kedua adalah pewarnaan. Adapun arti / makna / filosofi
dari Logo PD.Rumah Potong Hewan Kota Medan ini adalah sebagai berikut :
A. Bentuk
Logo PD.Rumah
Potong Hewan Kota Medan terdiri dari berbagai macam bentuk oval yang di
modifikasi. Oval itu sendiri memiliki makna yaitu sesuatu yang
melambangkan keluwesan dan mudah beradaptasi ( mudah mengikuti
perkembangan / mudah berkembang ).
Adapun Logo PD.Rumah Potong Hewan Kota Medan terdiri dari 3 (
tiga ) bentuk oval yang di modifikasi yang tentunya sesuai, sejalan dan
melambangkan Corporate Culture PD.Rumah Potong Hewan Kota Medan yaitu “RPH KU – RPH
KITA”.
1.
Oval Pertama ( bawah )
Bentuk setengah
Oval dengan garis yang tidak putus ( terkoneksi ), melambangkan, “ RPH KU ”, yang merujuk ke internal
PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan, yaitu kekuatan, persaudaraan dan keakraban
jajaran Direksi, para Struktural dan Karyawan PD.Rumah Potong Hewan Kota Medan.
Dan rasa saling memiliki dan bertanggung jawab terhadap Perusahaan.
2. Oval
Kedua (atas)
Bentuk setengah
oval dengan garis terputus (terbuka), melambangkan “ RPH KITA ”, yang merujuk ke
eksternal PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan, yaitu hubungan PD.Rumah Potong
Hewan Kota Medan dengan mitra-mira kerja dan masyarakat luas.
Dalam arti
kata, PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan siap dan terbuka untuk berbagai pihak
yang ingin bekerjasama dalam memajukan PD.Rumah Potong Hewan Kota Medan, demi
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan daging yang aman, sehat, utuh, higienis
dan halal.
3. Oval Ketiga
(samping / luar)
Bentuk oval
yang agak besar dengan garis terputus (terbuka), melambangkan PD.Rumah Potong
Hewan Kota Medan berada dibawah naungan Pemko Medan yang selalu terbuka bagi
investor-investor yang ingin bekerjasama dalam membangun dan memajukan kota
Medan.
B. Pewarnaan
Logo PD.Rumah
Potong Hewan Kota Medan terdiri dari berbagai warna, dimana masng-masing warna
mempunyai makna tersendiri. Adapun arti / makna dari warna-warna yang
terdapat dalam Logo PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan, adalah sebagai berikut :
1. Oranye Muda / Ke-Emasan :
Warna Oranye
terdiri dari 2 (dua) warna, dimana masing-masing warna memiliki makna
tersendiri. Oranye Muda atau kuning ke-emasan adalah peleburan dari warna
Merah,Kuning dan Putih.
2. Merah :
Bermakna
berani, hangat, optimis dan bersemangat.
3. Kuning :
Bermakna
energik, komunikatif dan mendorong ekspresi diri, memberi
inspirasi, memudahkan pikiran secara
logis, merangsang kemampuan
intelektual dan bijaksana.
4. Putih :
Bermakna murni,
suci, jujur ( terbuka / transparan ).
Dan jika semua warna disatukan, akan membentuk warna Oranye
Muda atau warna kuning ke- Emasan. Warna kuning Emas ( ke-
Emasan) sendiri memiliki makna kejayaan dan kemenangan.
5. Biru Tua :
Warna Biru tua
melambangkan sesuatu yang teduh, sejuk, damai,
harmonis, tentram dan bersahabat.
Secara
keseluruhan, Logo PD.Rumah Potong Hewan Kota Medan menggambarkan perusahaan
yang berani, aktif, inovatif, bijaksana dalam mengambil keputusan, transparan
dalam segala urusan, berjaya dan bersahabat, dengan hubungan internal
perusahaan yang kuat, dan membuka diri untuk para mitra-mitra perusahaan dan
masyarakat luas demi bersama- sama membangun dan mengembangkan PD.Rumah Potong
Hewan Kota Medan agar kebutuhan masyarakat akan daging yang aman, sehat, utuh,
higienis dan halal dapat terpenuhi. Dan dibawah naungan Pemko Medan yang siap
membuka gerbang bagi para investor untuk memajukan Kota Medan.
3.c.
Perubahan Coorporate Culter PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan
Sebelum
tersentuh perubahan, PD. RPH Kota Medan tidak memiliki budaya perusahaan yang
berlaku di perusahaan tersebut. Karyawan dibiarkan berjalan dengan kemauannya
sendiri meskipun ada perintah dari atasan dalam bekerja. Kondisi ini berjalan
cukup lama, akhirnya membentuk karakter karyawan yang cenderung tidak produktif
dan bekerja semaunya, meskipun mempunyai komando dari atasan.
Corporate
Culture setelah terjadi sentuhan perubahan
Budaya perusahaan tentang RPH KU mencerminkan penekanan Internal, bahwa
pimpinan dan karyawan dalam menjalankan perusahaan dan bekerja harus
mempedomani prinsip Perencanaan, Profesional, Handal, berbasis Kinerja dan
Unggul. Sedangkan RPH KITA mencerminkan penekanan eksternal bahwa dalam
berhubungan dengan konsumen atau masyarakat harus menekankan prinsip Ramah,
Melayani/Pelayanan, Harmonis ( selalu menjaga keharmonisan ), Kerjasama,
Integritas, Terpercaya dan menghasilkan daging yang ASUH ( aman, sehat, utuh,
higienis dan terjamin kehalalannya untuk daging sapi ).
3.d.
Perubahan Strategi Kepemimpinan Perusahaan
Strategi Kepemimpinan yang lama lebih menganut prinsip-prinsip memimpin pegawai
di lingkungan Pegawai Negeri Sipil dan perusahaan lebih dianggap masih tetap
sebagai Dinas, sehingga tidak terbangun kinerja perusahaan dengan baik. Setelah
terjadi perubahan Direksi yang baru, sentuhan perubahan terhadap kepemimpinan
sangat terasa. Iklim perusahaan ditempatkan pada posisi benar – benar sebagai
perusahaan dan bukan seperti Dinas sedangkan Karyawan memang diposisikan pada
budaya kerja perusahaan sehingga terjadi perubahan terhadap kepemimpinan dan
dampak yang luar biasa berubah menuju perubahan yang lebih baik.
3.e.
Perubahan Strategi Keunggulan Infrastruktur dan Teknologi
Infrastruktur yang lama untuk alat-alat pemotongan masih menggunakan alat-alat
yang sangat kuno dan ketinggalan zaman dan tidak memenuhi prinsip animal
walpare ( prinsip kesejahteraan hewan ) sehingga Rumah Potong Hewan Kota Medan
kena sanksi dari Australia tidak dibenarkan memotong sapi-sapi asal Australia
yang besar-besar sehingga RPH Medan hamper ditinggalkan para pedagang daging
dan hanya tinggal 1 orang yang bertahan, itupun untuk sapi local. Setelah
terjadi perubahan atau tersentuh oleh perubahan dengan direksi baru alat-alat
pemotongan diganti dengan yang modern dengan dua model pemotongan yaitu Mark
One ( Stuning Gun ) dan Mark Four ( Restreaming Box ) kedua model pemotongan
ini telah mendapat sertifikasi dari Sucofindo dan di setujui dan yang berlaku
di Australia karena memenuhi prinsip-prinsip kesejahteraan hewan. Setelah
perubahan ini terjadi maka sapi-sapi Australia diperbolehkan dipotong di RPH
Medan dan akhirnya para pedagang daging ramai kembali memotong di RPH Medan.
3.f.
Perubahan Kemampuan dan Kompetensi Inti
Jika sebelumnya
bisnis inti dan kompetensi inti dari RPH Medan adalah jasa pengandangan,
jasa pemotongan dan pengangkutan daging, tetapi setelah perubahan RPH Medan akan
menambah kompetensi inti sebagai penghasil daging Frozen ( daging beku/kotak )
di produksi di RPH Medan, sehingga pelayanan terhadap pasar-pasar modern akan
terpenuhi. Selama ini RPH Medan hanya melayani pasar-pasar tradisional saja.
4.
EFEKTIVITAS PERUSAHAAN
Dengan
perubahan – perubahan yang dilakukan manajemen oleh direksi baru, sangat
dirasakan terjadi perubahan yang lebih baik, terjadi efektivitas perusahaan.
Jika awalnya perusahaan menemukan jalan buntu dan perusahaan hamper mati, namun
dengan perubahan-perubahan yang berani dan drastis, maka perusahaan menjadi
hidup kembali dan akhirnya sekarang perusahaan terus berbenah. Para pegawai
yang tidak sanggup mengikuti peraturan-peraturan yang baru atau terkena
indisipliner banyak pegawai yang keluar perusahaan, jika selama ini hanya
membebani perusahaan dan tidak memberikan kontribusi bagi kemajuan perusahaan.
Pegawai yang bertahan adalah pegawai-pegawai pilihan dan tidak terkena sanksi
indisipliner. Jika keadaan perubahan yang dilakukan ini membawa dampak
efektivitas seperti sekarang ini, pemerintahpun mulai melirik dan di awal tahun
2013 Pemko Medan telah memberikan penyertaan modalnya dan bahkan perusahaan
akan mampu menyumbang PAD bagi Pemko Medan.
5.
PENUTUP
Setelah melakukan uraian terhadap beberapa teori-teori mengelola
perubahan dan menemukan bukti terhadap pengelolaan perubahan di PD. Rumah
Potong Hewan Kota Medan penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Perubahan di sebuah organisasi ternyata menjadi bagian dari pengembangan perusahaan. Jika Manajemen menemukan perusahaan berhenti berkembang atau tidak dapat maju maka perusahaan harus berani melakukan kebijakan-kebijakan yang berani, meskipun dirasakan oleh seluruh steakholder ekstrim pada awalnya.
2. Perubahan ternyata bukan keterpaksaan, tetapi sudah terbukti menjadi sebuah kebutuhan bagi perusahaan yang ingin maju dan tetap survivel.
3. PD. Rumah Potong Hewan Kota Medan sejak tahun 2012 saat diangkat Direksi Baru ( Dirut, Direktur Pengembangan, Direktur Operasional dan Direktur Umum dan Keuangan ) terus melakukan dan mengambil keputusan berani untuk mengelola perubahan, hasilnya perusahaan menemukan efektivitas dan kemajuan perusahaan yang sangat memuaskan.
Referensi
:
https://hadinoto69.w ordpress.com/2013/10 /24/pengaruh-manajem en-perubahan-terhada p-kemajuan-perusahaa n-studi-kasus-di-pd- rph-kota-medan/
https://sites.google.com/site/manajemendanorganisasi/
Winandi,J, (2008 ), Teori Organisasi,
Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Gugono, ( 2008 ), Teori Organisasi,
Penerbit Pensil, Jakarta.
Sephen, P. Robin, (2011 ).
Teori Organisasi, Penerbit : Archan, 2011